Peneliti Health Economics dari Unit Kesatuan Kerja Alergi-Imunologi
Ikatan Dokter Anak Indonesia Zakiudin Munasir mengatakan, alergi
mengonsumi biaya yang tinggi. Dengan mencegahnya, banyak yang dapat
dihemat.
"Pencegahan alergi membuat pemanfaatan uang menjadi lebih efisien,"
ujar dokter anak spesialis alergi ini dalam acara peluncuran Allergy Risk Tracker di Jakarta, Selasa (15/4/2014).
Pencegahan alergi dibagi menjadi dua yaitu mencegah terjadinya
alergi dan mencegah terjadinya komplikasi saat sudah mengalami alergi.
Zakiudin menjelaskan, mencegah terjadinya alergi misalnya dengan
menghindari paparan alergen, seperti asap rokok atau makanan tertentu.
"Biasanya, bayi belum bisa mencerna susu sapi, maka risiko alergi
pada bayi yang beri susu sapi umumnya mengalami alergi. Karena itu,
untuk mencegahnya tentu dengan memberikan bayi ASI," tuturnya.
Tas Vintage |
Selain itu, untuk menghindari terjadinya komplikasi pada alergi
perlu dilakukan penyelidikan apa yang jadi pemicu alergi, lalu
menghindarinya. "Mengganti makanan tertentu yang memicu alergi perlu
dilakukan untuk menghindari komplikasi," ujarnya.
Alergi pada anak memberikan dampak yang merugikan, seperti rasa
tidak nyaman hingga permasalahan tumbuh kembang. Jika alergi dapat
dihindari, anak tersebut, termasuk keluarganya, akan mendapat
keuntungan.
Menurut Zakiudin, kerugian yang dirasakan saat alergi mungkin bukan
dinilai dengan uang secara langsung. Namun sebenarnya, saat anak tidak
merasa nyaman, ia akan sulit belajar, sulit tidur, dan beraktivitas
sehingga dampaknya juga pada menurunkan produktivitas orangtua. Belum
lagi, waktu yang harus dikorbankan orangtua untuk mengantar anaknya
berobat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar